1.
Landasan Teori
a.
Routing
Dinamis
Routing
dinamis adalah cara yang digunakan untuk melepaskan kewajiban mengisi
entri-entri forwarding table secara manual. Protokol routing mengatur
routerrouter sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling
memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table,
tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini, router-router mengetahui
keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan datagram ke arah yang
benar. Routing dinamis yang popular saat ini mengacu pada dua tipe algoritma
yang dikenalkan oleh Bellman Ford dengan algoritma distance vector-nya dan oleh
Djikstra dengan algoritma link state-nya. Cisco kemudian mengembangkan protocol
untuk perangkat routernya yang merupakan gabungan dari kedua algoritma tersebut
yang diberi nama protocol EIGRP. (Forouzan, 2007).
b.
RIP
(Routing Internet Protocol)
Routing
Information Protocol (RIP) adalah protokol yang memanfaatkan algoritma
Bellman-Ford (kelompok protokol distance-vector) dalam pemilihan rute
terbaiknya. Dibandingkan dengan protokol OSPF, protokol RIP memiliki tingkat
kompleksitas komputasional yang lebih rendah, sehingga konsumsi sumber daya
memorinya juga lebih rendah. Akan tetapi, konsekuensi yang ditimbulkan dari hal
tersebut adalah bahwa penggunaan RIP hanya terbatas pada jaringan menengah ke
bawah dengan jumlah host yang tidak terlalu besar. Perlu diketahui bahwa RIP
tidak mengadopsi protokol distance-vector begitu saja, melainkan dengan
melakukan beberapa penambahan pada algoritmanya agar perutean dapat
diminimalkan.
Split
horizon digunakan RIP untuk meminimalkan efek lambung (bouncing). Untuk
mencegah kasus menghitung sampai tak hingga, RIP menggunakan metode Triggered
Update. RIP memiliki penghitung waktu (timer) untuk mengetahui kapan perute
harus kembali memberikan informasi perutean. Jika terjadi perubahan pada
jaringan, sementara timer belum habis, perute tetap harus mengirimkan informasi
perutean karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update). Dengan
demikian, perute dalam jaringan dapat dengan cepat mengetahui perubahan yang
terjadi dan meminimalkan kemungkinan kalang loop (routing loop) terjadi.
Untuk
jaringan komputer yang sangat kecil, terbatas untuk jaringan dengan pencarian
jalur ke tujuan maksimum lompatan sebanyak 15 kali lompatan. (Edward &
Bramante,2009).
c.
Time
Convergency
Konvergensi
adalah suatu bahasan dalam dynamic routing yang mempunyai keadaan dimana ketika
semua router telah mempunyai routing tabel mereka sendiri sacara tetap dan
konsisten. Jaringan yang Convergence ketika semua router telah mendapatkan
hasil lengkap dan akurat mengenai informasi jaringan. Waktu convergence adalah
waktu saar semua router berbagi informasi, menghitung jalur terbaik,
memperbaharui Routing tabel mereka. Jaringan tidak akan berhenti beroperi
sanpai semua network mendapatkan status convergence, kebanyakan jaringan
mempunyai waktu yang singkat untuk mengubah statusnya menjadi konvergensi.
(Graziani & Johnson, 2008).
2.
Konfigurasi RIP pada topologi dibawah
ini, sertakan dengan time convergency pada masalah routing dibawah ini.
a. Konfigurasi
RIP :
Setting IP pada Host
1.
PC0
IP Address : 192.168.3.8/24
Gateway : 192.168.3.1
2.
PC1
IP Address : 192.168.6.8/24
Gateway : 192.168.6.1
3.
PC2
IP Address : 192.168.2.8/24
Gateway : 192.168.2.1
Setting pada Router
R1
Konfigurasi IP Address pada port FastEthernet0/0
Terhubung pada jaringan 192.168.3.0/24 yaitu pada host di set dengan
192.168.3.1 yang dimana akan digunakan juga sebagai gateway dari host yang ada,
sedangkan pada port Serial2/0 pada Router R3 dengan jaringan 192.168.4.0/24 di
set dengan 192.168.4.2 dan port Serial3/0 pada Router R2 denga jaringan 192.168.1.0/24
di set dengan 192.168.1.1. Pada kabel serial clock rate di atur dengan 72000
walaupin tidak di set pun tidak terlalu berpengaruh pada simulasi.
Konfigurasi RIP pada
Router R1
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 192.168.4.0
Router(config-router)#network 192.168.1.0
Router(config-router)#network 192.168.3.0
|
IP Route pada Router R1:
Jaringan yang dijangkau oleh Router
R1 yaitu jaringan 192.168.3.0/24, 192.168.4.0/24, dan 192.168.1.0/24, jaringan
yang di set ini adalah jaringan yang dapat dijangkau pada router ini sehingga
tidak perlu menentukan hoop yang akan di lewati, karena akan di atur secara
otomatis oleh algoritma yang ada pada RIP Router R1.
Setting pada Router
R2
Konfigurasi IP Address pada port
FastEthernet0/0 Terhubung pada jaringan 192.168.2.0/24 yaitu pada host di set
dengan 192.168.2.1 yang dimana akan digunakan juga sebagai gateway dari host
yang ada, sedangkan pada port Serial2/0 pada Router R3 dengan jaringan
192.168.5.0/24 di set dengan 192.168.5.1 dan port Serial3/0 pada Router R1
denga jaringan 192.168.1.0/24 di set dengan 192.168.1.2. Pada kabel serial
clock rate di atur dengan 72000 walaupin tidak di set pun tidak terlalu
berpengaruh pada simulasi.
Konfigurasi RIP pada
Router R2
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 192.168.5.0
Router(config-router)#network 192.168.2.0
Router(config-router)#network 192.168.1.0
|
IP Route pada Router R2:
Jaringan yang dijangkau oleh Router
R2 yaitu jaringan 192.168.2.0/24, 192.168.5.0/24, dan 192.168.1.0/24, jaringan
yang di set ini adalah jaringan yang dapat dijangkau pada router ini sehingga
tidak perlu menentukan hoop yang akan di lewati, karena akan di atur secara
otomatis oleh algoritma yang ada pada RIP Router R2.
Setting pada Router
R3
Konfigurasi IP Address pada port
FastEthernet0/0 Terhubung pada jaringan 192.168.6.0/24 yaitu pada host di set
dengan 192.168.6.1 yang dimana akan digunakan juga sebagai gateway dari host
yang ada, sedangkan pada port Serial2/0 pada Router R2 dengan jaringan
192.168.5.0/24 di set dengan 192.168.5.2 dan port Serial3/0 pada Router R1
denga jaringan 192.168.4.0/24 di set dengan 192.168.4.2. Pada kabel serial
clock rate di atur dengan 72000 walaupin tidak di set pun tidak terlalu
berpengaruh pada simulasi.
Konfigurasi RIP pada
Router R3
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 192.168.6.0
Router(config-router)#network 192.168.4.0
Router(config-router)#network 192.168.5.0
|
IP Route Connected pada Router R3:
Jaringan yang dijangkau oleh Router
R3 yaitu jaringan 192.168.6.0/24, 192.168.5.0/24, dan 192.168.4.0/24, jaringan
yang di set ini adalah jaringan yang dapat dijangkau pada router ini sehingga
tidak perlu menentukan hoop yang akan di lewati, karena akan di atur secara
otomatis oleh algoritma yang ada pada RIP Router R3.
b. Time
Convergency dari Topology diatas
Pada Router R1 : debug ip rip
RIP : received v1 update
from 192.168.1.2 on Serial3/0
192.168.2.0 in 1 hops
192.168.5.0 in 1 hops
192.168.6.0 in 2 hops
|
RIP : received v1 update
from 192.168.4.1 on Serial2/0
192.168.2.0 in 2 hops
192.168.5.0 in 1 hops
192.168.6.0 in 1 hops
|
RIP : sending v1 update to 255.255.255.255 via Serial2/0 (192.168.4.2)
RIP : build update entries
network 192.168.1.0 metric 1
network 192.168.2.0 metric 2
network 192.168.3.0 metric 1
RIP : sending v1 update to 255.255.255.255 via Serial3/0 (192.168.1.1)
RIP : build update entries
network 192.168.3.0 metric 1
network 192.168.4.0 metric 1
network 192.168.6.0 metric 2
RIP : sending v1 update to 255.255.255.255 via FastEthernet0/0 (192.168.3.1)
RIP : build update entries
network 192.168.1.0 metric 1
network 192.168.2.0 metric 2
network 192.168.4.0 metric 1
network 192.168.5.0 metric 2
network 192.168.6.0 metric 2
|
Pada convergency Router R1 dapat
dilihat untuk menuju jaringan yang diinginkan melalui port Serial2/0 jaringan
yang dapat dicapai adalah jaringan 192.168.2.0/24, 192.168.5.0/24, dan
192.168.6.0/24 dengan rincian time convergency-nya seperti berikut
1.
Destinasi
192.168.6.0/24 : 192.168.4.0 ->
192.168.6.0
Sehingga dapat dikatakan 1 hops sudah
cukup untuk mencapai 192.168.6.0/24
2.
Destinasi
192.168.6.0/24 : 192.168.4.0 ->
192.168.5.0
Sehingga dapat dikatakan 1 hops sudah
cukup untuk mencapai 192.168.5.0/24
3.
Destinasi
192.168.6.0/24 : 192.168.4.0 -> 192.168.5.0 -> 192.168.2.0
Sehingga dapat dikatakan 2 hops sudah
cukup untuk mencapai 192.168.2.0/24
Sedangkan untuk port Serial3/0
jaringan yang dapat dicapai adalah jaringan 192.168.2.0/24, 192.168.5.0/24, dan
192.168.6.0/24 dengan rincian time convergency-nya seperti berikut
1.
Destinasi
192.168.6.0/24 : 192.168.1.0 ->
192.168.2.0
Sehingga dapat dikatakan 1 hops sudah
cukup untuk mencapai 192.168.2.0/24
2.
Destinasi
192.168.6.0/24 : 192.168.1.0 ->
192.168.5.0
Sehingga dapat dikatakan 1 hops sudah
cukup untuk mencapai 192.168.5.0/24
3.
Destinasi
192.168.6.0/24 : 192.168.1.0 -> 192.168.5.0 -> 192.168.6.0
Sehingga dapat dikatakan 2 hops sudah
cukup untuk mencapai 192.168.6.0/24
Dan yang terakhir adalah matrix yaitu
yang membantu router untuk menentukan jalur untuk menuju jaringan tujuan, pada
dasarnya matric menandakan jumlah router yang dapat dilewati untuk menuju
destination. Sebagai contoh pada port serial2/0 untuk menuju jaringan
192.168.2.0/24 terdapat matric dengan nilai 2, itu menunjukkan bahwa router
ketika akan menuju jaringan 2.0/24 ini melewati 2 router lain yaitu R3 kemudian
R2 baru sampai ke jaringan 192.168.2.0/24 ini.
Pada Router R2 : debug ip rip
RIP: received v1 update
from 192.168.5.2 on Serial2/0
192.168.3.0 in 2 hops
192.168.4.0 in 1 hops
192.168.6.0 in 1 hops
|
RIP: received v1 update
from 192.168.1.1 on Serial3/0
192.168.3.0 in 1 hops
192.168.4.0 in 1 hops
192.168.6.0 in 2 hops
|
RIP: sending v1 update to 255.255.255.255 via Serial2/0 (192.168.5.1)
RIP: build update entries
network 192.168.1.0 metric 1
network 192.168.2.0 metric 1
network 192.168.3.0 metric 2
RIP: sending v1 update to 255.255.255.255 via FastEthernet0/0 (192.168.2.1)
RIP: build update entries
network 192.168.1.0 metric 1
network 192.168.3.0 metric 2
network 192.168.4.0 metric 2
network 192.168.5.0 metric 1
network 192.168.6.0 metric 2
RIP: sending v1 update to 255.255.255.255 via Serial3/0 (192.168.1.2)
RIP: build update entries
network 192.168.2.0 metric 1
network 192.168.5.0 metric 1
network 192.168.6.0 metric 2
|
Pada convergency Router R2 dapat
dilihat untuk menuju jaringan yang diinginkan melalui port Serial2/0 jaringan
yang dapat dicapai adalah jaringan 192.168.3.0/24, 192.168.4.0/24, dan
192.168.6.0/24 dengan rincian time convergency-nya seperti berikut
1.
Destinasi
192.168.6.0/24 : 192.168.5.0 ->
192.168.6.0
Sehingga dapat dikatakan 1 hops sudah
cukup untuk mencapai 192.168.6.0/24
2.
Destinasi
192.168.6.0/24 : 192.168.5.0 ->
192.168.4.0
Sehingga dapat dikatakan 1 hops sudah
cukup untuk mencapai 192.168.4.0/24
3.
Destinasi
192.168.6.0/24 : 192.168.5.0 -> 192.168.4.0 -> 192.168.3.0
Sehingga dapat dikatakan 2 hops sudah
cukup untuk mencapai 192.168.3.0/24
Sedangkan untuk port Serial3/0
jaringan yang dapat dicapai adalah jaringan 192.168.3.0/24, 192.168.4.0/24, dan
192.168.6.0/24 dengan rincian time convergency-nya seperti berikut
1.
Destinasi
192.168.6.0/24 : 192.168.1.0 ->
192.168.3.0
Sehingga dapat dikatakan 1 hops sudah
cukup untuk mencapai 192.168.3.0/24
2.
Destinasi
192.168.6.0/24 : 192.168.1.0 ->
192.168.4.0
Sehingga dapat dikatakan 1 hops sudah
cukup untuk mencapai 192.168.4.0/24
3.
Destinasi
192.168.6.0/24 : 192.168.1.0 -> 192.168.4.0 -> 192.168.6.0
Sehingga dapat dikatakan 2 hops sudah
cukup untuk mencapai 192.168.6.0/24
Dan yang terakhir adalah matrix untuk
penjelasan seperti pada router R1.
Pada Router R3 : debug ip rip
RIP: received v1 update
from 192.168.5.1 on Serial3/0
192.168.1.0 in 1 hops
192.168.2.0 in 1 hops
192.168.3.0 in 2 hops
|
RIP: received v1 update
from 192.168.4.2 on Serial2/0
192.168.1.0 in 1 hops
192.168.2.0 in 2 hops
192.168.3.0 in 1 hops
|
RIP: sending v1 update to 255.255.255.255 via FastEthernet0/0 (192.168.6.1)
RIP: build update entries
network 192.168.1.0 metric 2
network 192.168.2.0 metric 2
network 192.168.3.0 metric 2
network 192.168.4.0 metric 1
network 192.168.5.0 metric 1
RIP: sending v1 update to 255.255.255.255 via Serial3/0 (192.168.5.2)
RIP: build update entries
network 192.168.3.0 metric 2
network 192.168.4.0 metric 1
network 192.168.6.0 metric 1
RIP: sending v1 update to 255.255.255.255 via Serial2/0 (192.168.4.1)
RIP: build update entries
network 192.168.2.0 metric 2
network 192.168.5.0 metric 1
network 192.168.6.0 metric 1
|
Pada convergency Router R3 dapat
dilihat untuk menuju jaringan yang diinginkan melalui port Serial2/0 jaringan
yang dapat dicapai adalah jaringan 192.168.1.0/24, 192.168.2.0/24, dan 192.168.3.0/24
dengan rincian time convergency-nya seperti berikut
1.
Destinasi
192.168.6.0/24 : 192.168.4.0 ->
192.168.3.0
Sehingga dapat dikatakan 1 hops sudah
cukup untuk mencapai 192.168.3.0/24
2.
Destinasi
192.168.6.0/24 : 192.168.4.0 ->
192.168.1.0
Sehingga dapat dikatakan 1 hops sudah
cukup untuk mencapai 192.168.1.0/24
3.
Destinasi
192.168.6.0/24 : 192.168.4.0 -> 192.168.1.0 -> 192.168.2.0
Sehingga dapat dikatakan 2 hops sudah
cukup untuk mencapai 192.168.2.0/24
Sedangkan untuk port Serial3/0
jaringan yang dapat dicapai adalah jaringan 192.168.1.0/24, 192.168.2.0/24, dan
192.168.3.0/24 dengan rincian time convergency-nya seperti berikut
1.
Destinasi
192.168.6.0/24 : 192.168.5.0 ->
192.168.2.0
Sehingga dapat dikatakan 1 hops sudah
cukup untuk mencapai 192.168.2.0/24
2.
Destinasi
192.168.6.0/24 : 192.168.5.0 ->
192.168.1.0
Sehingga dapat dikatakan 1 hops sudah
cukup untuk mencapai 192.168.1.0/24
3.
Destinasi
192.168.6.0/24 : 192.168.5.0 -> 192.168.1.0 -> 192.168.3.0
Sehingga dapat dikatakan 2 hops sudah
cukup untuk mencapai 192.168.3.0/24
Dan yang terakhir adalah matrix untuk
penjelasan seperti pada router R1.
3.
Wireshark TCP Connection (Connection
Establised, Communication, Connection Terminated).
a. Connection
Established
Pada Tahap ini connection
sedang mencoba untuk menghubungi server untuk melakukan koneksi, dengan proses
awal yaitu SYN dengan seq=0, kemudian jika server merespond client maka server
akan mengirim kembali SYN disertai dengan ACK, kemudian client akan melakukan
konfirmasi dengan mengirim ACK kembali ke Server, Proses ini dinamakan
three-way handshake, setelah kesepakatan ini terjalin maka client dan server
dapat melakukan komunikasi.
b. Connection
Communication
Pada
proses ini communikasi antara server dan client terjalin, dimana bisa berupa
apa saja, transfer data yang ditandai dengan PSH dan ACK biasa terjadi pada
fase ini.
c. Connection
Terminated
Pada
proses terakhir adalah pemutusan koneksi dari client ke server dengan
pengiriman data ber-flag FIN, dimana ada flag FIN maka connection akan di
terminated tetapi untuk HTTP terbaru atau 1.1 connection selalu diusahakan
untuk keep-alive atau tetap terkoneksi, hal ini untuk mempercepat koneksi.
Berikut
adalah Connection yang keep-alive, sehingga tidak ditemui flag FIN.
Dan
untuk pada graph analyst berikut dapat dilihat dengan jelas proses komunikasi
sampai dengan terminasinya.
No comments:
Post a Comment