1. Membuat
model VLAN dengan menggunakan 2 Switch dan Trunking menggunakan Packet Tracer.
VLAN 10
dimana menggunakan jaringan 192.168.10.0/24 dan VLAN 90 dengan Menggunakan
jaringan 192.168.90.0/24
|
Pada Switch0 Menggunakan Hostname MM1
Switch>enable
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per
line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#hostname MM1
MM1(config)#interface fastEthernet 0/1
Switch(config-if)#switchport mode dynamic
desirable
MM1(config-if)#switchport mode trunk
MM1(config-if)#
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on
Interface FastEthernet0/1, changed state to down
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on
Interface FastEthernet0/1, changed state to up
MM1(config-if)#exit
MM1(config)#vlan 10
MM1(config-vlan)#exit
MM1(config)#vlan 90
MM1(config-vlan)#exit
MM1(config)#interface fastEthernet 0/2
MM1(config-if)#switchport mode access
MM1(config-if)#switchport access vlan 10
MM1(config-if)#exit
MM1(config)#interface fastEthernet 0/3
MM1(config-if)#switchport mode access
MM1(config-if)#switchport access vlan 90
MM1(config-if)#exit
MM1(config)#end
MM1#
|
Pada Switch1 Menggunakan Hostname MM2
Switch>enable
Switch#conf ter
Enter configuration commands, one per
line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#hostname MM2
MM2(config)#vlan 10
MM2(config-vlan)#exit
MM2(config)#vlan 90
MM2(config-vlan)#exit
MM2(config)#int fa0/1
MM2(config-if)#switchport mode dynamic
desirable
MM2(config-if)#
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on
Interface FastEthernet0/1, changed state to up
MM2(config-if)#switchport mode trunk
MM2(config-if)#exit
MM2(config)#interface fa0/2
MM2(config-if)#switchport mode access
MM2(config-if)#switchport access vlan 10
MM2(config-if)#exit
MM2(config)#interface fastEthernet 0/3
MM2(config-if)#switchport mode access
MM2(config-if)#switchport access vlan 90
MM2(config-if)#exit
MM2(config)#end
MM2#
|
Analisa
:
Pada konfigurasi switch ini menggunakan
network 192.168.10.0/24 dan 192.168.90.0/24 dan menggunakan 2 VLAN yaitu 10 dan
90, pada switch MM1 menggunakan Fa0/1 untuk Trunk yang menghubungkan dengan
port Fa0/1 pada Switch MM2, trunk ini berguna untuk menghubungkan antar Switch
serta untuk pembatasan domain. VLAN 10 terdapat PC A memiliki IP
192.168.10.8/24 pada switch MM1 dan PC C dengan IP 192.168.10.14/24 pada Switch
MM2, sedangkan PC B IP 192.168.90.8/24 pada Switch MM1 dan PC D dengan IP
192.168.90.14 pada Switch MM2 berada dalam VLAN 90.
Dengan mengirim sebuah paket, maka akan
terlihat hanya yang memiliki 1 jaringan serta memiliki 1 VLAN yang hanya akan
menerima broadcast dari pengirim, bahkan jaringan yang berada pada 1 domain
tidak akan menerima broadcast tersebut, inilah yang disebut pembatasan domain.
Percobaan pertama akan dicoba untuk
pengiriman dari PC A ke PC C, seperti pada percobaan layer OSI kemaren, switch
akan mencari MAC Address yang digunakan sebagai header dari data yang akan
dikirim, dengan menggukan ARP untuk mapping IP Address dan MAC Address, switch akan
membroadcast data.
-
Pengirim
yang berada pada VLAN 10 mengirim pesan yang berupa ICMP Message
-
Switch
MM1 Mengirim ke Switch MM2
-
Switch
MM2 Membroadcast ke VLAN 10
Pencarian
MAC Address Penerima Data :
Pada saat pencarian, ARP yang dibroadcast
akan melalui proses dekapsulasi setiap melalui device yang berbeda, dekapsulasi
dimaksdukan untuk mendaptkan header PDU dari data yang akan dicocokkan dengan
MAC Address dari Device tersebut. Dan proses decapsulasi pada tiap device hanya
berlaku saat broadcast ARP saja, saat MAC yang dituju sudah ditemukan, maka
data yang sebenarnya akan di decapsulasi pada device penerima saja.
At
Device : PC A, Source : PC A, Dest : Broadcast
Pada saat mengirim sebuah data layer 2
bertugas untuk membungkus sebuah data yang mana dibutuhkan sebuah header, nah
header yang diperlukan adalah MAC Address Src dan Dst, saat pertama kali
mengirim, switch belum memiliki informasi dari penerima, sehingga harus membroadcast
ARP ke host yang dengan menggunakan FFFF.FFFF.FFFF sehingga akan tersebar, dan
ARP akan memetakan host dengan IP Address 192.168.10.14 dengan MAC address yang
dicari. Dan kemudian akan di kirim melalui Fa0 tetapi belum mengetahui port
berapa.
At
Device : Switch0, Source : PC A, Dest : Broadcast
Setelah menemukan port pada Switch yang
diketahui yang mana port yang dilalui adalah port Fa0/1 pada PC A dan Fa0/2
pada switch 1, kemudian pada switch 1 MAC Address PC A ditable kan untuk
disimpan dan mengecek apakah MAC yang dicari ada pada MAC table, jika ada maka
akan langsung dikembalikan, tetapi karena pertama kali berkomunikasi, maka MAC
yang dimaksud masih belum ada di MAC Table yang kemudian data di terusakan
untuk mencari kembali penerima data, dengan menggunakan FFFF.FFFF.FFFF.
broadcast dilanjutkan dengan menggukan ARP kembali, nah pada switch ini karena
port yang digunakan untuk VLAN 10 hanya 1 maka port yang lain yang digunakan
untuk VLAN 90 dan VLAN 1 sebagai default akan di ignore dan di lanjutkan ke
port yang digunakan sebagai port Trunk.
At
Device : Switch1, Source : PC A, Dest : Broadcast
Seperti pada switch sebelumnya, karena MAC
pengirim belum ada di MAC table, maka switch akan menambahkan MAC address PCA
ke MAC table, serta mengecek MAC Address yang dimaksud oleh ARP apakah sudah
terdapat pada MAC table, jika ada akan kembali, jika tidak akan dilanjutkan.
Karena masih belum ada maka akan dilangsungkan, tapi sebelum itu port di
deteksi, yaitu port Fa0/1 pada Switch 1, dan VLAN sebelumnya di ignore.
At
Device : PC C, Source : PC A, Dest : Broadcast
Switch akan membroadcast ke VLAN 10, nah
pada pengiriman terakhir ini berhenti pada sebuah device yaitu PC C, setelah PC
C menerima ARP dari PC A ternyata PC C membalas request MAC Address yang
diminta oleh PC A, sehingga didapatkan bahwa MAC Address dengan IP
192.168.10.14 adalah PC C seperti diatas.
At
Device : Switch1, Source : PC A, Dest : Broadcast
Frame data yang di broadcast dikembalikan
ke asal melalu jalur saat mencari, yaitu dari PC C kembali ke switch 1 yaitu
melalui port Fa0/1 pada PC C, masuk kembali ke port Fa0/2 pada Switch 1, dan
MAC Address dari PC C secara langsung dimasukkan kedalam MAC table dan di
mapping ke destination MAC Address.
At
Device : Switch0, Source : PC A, Dest : Broadcast
Sama dengan Switch 1, Frame data yang di
broadcast dikembalikan ke asal melalu jalur saat mencari, yaitu dari PC C
melalui Switch 1 kembali ke switch 0 yaitu melalui port Fa0/1 pada Switch 0,
masuk kembali ke port Fa0/2 pada PC A, dan MAC Address dari PC C secara
langsung dimasukkan kedalam MAC table dan di mapping ke destination MAC Address.
At
Device : PC A, Source : PC A, Dest : Broadcast
MAC Address yang dicari sudah sesuai dengan
MAC Address Dest, MAC yang sudah didapat akan dipasang pada header data, dan
kemudian data akan dikirim ke penerima.
Bentuk frame yang sudah selesai di pasangkan
dengan header akan seperti ini, dan ICMP Massage siap untuk dikirim ke
penerima.
2. Apa
Kegunaan Netmask ?
Suatu jaringan pastinya terdiri lebih dari
satu perangkat. Dan setiap perangkat memiliki alamat IP yang unik satu sama
lain. Apabila kita melakukan konfigurasi sebuah alamat IP ke dalam suatu
perangkat, kita juga harus memasukkan alamat netmasknya. Alamat netmask ini
nantinya digunakan untuk menentukan identitas suatu jaringan (sekelompok
perangkat) yang disebut alamat network. Alamat network adalah
alamat identitas sekumpulan komputer yang secara system berada dalam
satu network seperti yang di ilustrasikan pada gambar di bawah:
Dari gambar tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa network di atas memiliki alamat network 10.0.0.0 . Sedangkan
alamat IP adalah identitas tiap-tiap komputer/host yang berada dalam satu
identitas network seperti yang ditampilkan pada gambar di bawah:
Dari gambar di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa network 10.0.0.0 memilik 4 anggota perangkat yang terdiri dari
4 alamat IP yaitu 10.0.0.1, 10.0.0.2, 10.0.0.3 dan 10.0.0.253. Untuk menentukan
alamat network ini, diperlukan alamat netmask. Selain itu, dengan alamat
netmask kita juga dapat mengetahui berapa banyak jumlah alamat IP yang bisa
dipakai dalam satu identitas alamat network. Jika terdapat 2 alamat IP
yang memiliki identitas alamat network yang berbeda, maka kedua perangkat
tersebut tidak akan bisa berkomunikasi secara system, walapun secara
fisik tersambung dalam satu jaringan. Untuk melakukan komunikasi antar kedua
alamat IP yang berbeda jaringan (secara system) maka diperlukan sebuah
penghubung yang disebut router. Alamat netmask ini juga memiliki karakteristik
yang sama dengan alamat IP, yaitu terdiri dari 32 bit bilangan biner dan
terbagi menjadi 4 octet.
3. Membuat
Simulasi Static Routing dengan 2 Router menggunakan Packet Tracer.
a.
Table
Routing Router A
b.
Table
Routing Router B
c.
Table
Routing PC A
d.
Table
Routing PC B
Konfigurasi
Jaringan :
a.
Setting
pada Router A
Router>enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per
line. End with CNTL/Z.
Router(config)#interface FastEthernet0/1
Router(config-if)#ip add 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0,
changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on
Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface FastEthernet0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0,
changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on
Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.1.2
Router(config)#exit
Router#
|
IP Router A : 192.168.1.1/24
Table Routing : 192.168.3.0/24 via 192.168.1.2 |
b.
Setting
pada Router B
Router>ena
Router#conf t
Enter configuration commands, one per
line. End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.1.2 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0,
changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on
Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router(config)#int fa0/1
Router(config-if)#ip add 192.168.3.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/1,
changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on
Interface FastEthernet0/1, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 192.168.1.1
Router(config)#exit
Router#
|
IP Router A : 192.168.1.2/24
Table Routing : 192.168.2.0/24 via 192.168.1.1 |
c.
Setting
pada PC A (IP Address : 192.168.2.99/24)
d.
Setting
pada PC B (IP Address : 192.168.3.99/24)
Analisa
:
Pada percobaan routing diatas, data yang
dikirim dari satu jaringan ke jaringan lain dengan menggunakan router, tugas
utama dari router adalah untuk menghubungkan lebih dari 1 jaringan, yang mana
router sendiri memiliki fungsi IP Forwarding dengan menggunakan routing
protocol(Algoritma Router), yang dapat di perjelas bahwa Router
mempunyai fungsi Routing yang bertanggung jawab membawa data melewati
sekumpulan jaringan dengan cara memilih jalur terbaik untuk dilewati data.
Dengan mengaktifkan default gateway yang
berada pada host, maka host atau jaringan tersebut dapat mengakses atau
berhubungan dengan jaringan lain.
Router bekerja berdasarkan tabel routing, Tabel
routing berisi informasi tentang semua jaringan yang ada, forward data
didasarkan pada tabel routing. Pada dasarnya paket dari komputer berjalan hop/langkah
demi hop/langkah melewati semua jaringan yang menghadangnya sampai ke tempat
tujuan, Pada setiap hop, sebuah router meneruskan paket menuju tujuan.
Router-lah yang harus memutuskan paket ini
harus melewati router mana saja dengan menggunakan tabel routing, yang
merupakan sekumpulan aturan yang memberitahu router mengenai hop berikutnya
untuk melanjutkan paket sampai ke tujuan.
Cara
Kerja Pencarian MAC Address :
Cara kerja pertama tetap mencari header
untuk mengirim frame pada layer 2, dengan membroadcast ARP dengan menggunakan
nilai terakhir dari hexa, broadcast akan dikirim pertama ke gateway, yaitu ke
192.168.2.1 kemudian pesan dikembalikan ke PC A.
MAC Pertama yang didapat adalah MAC dari
gateway, yaitu MAC yang dimiliki oleh port Fa0/1 pada Router A, kemudian
setelah mendapatkan MAC gateway, ICMP dikirim langsung ke gateway, kemudian
pada Router A karena belum menemukan MAC yang di capai, maka dari router A di
broadcast kembali ke Router B.
Dari router B didapatkan MAC routing yaitu
pada IP 192.168.1.2 kemudian MAC tersebut dikirim kembali ke Router A, yang
dari router A dikirim kembali ICMP ke router B, dari router B kembali berhenti
karena belum mencapai IP tujuan, maka dari Router B akan di broadcast kembali
ke Jaringan yang berada dibawahnya, yaitu ke 192.168.3.0/24.
Pada proses terakhir ini didapatkan IP
tujuan dengan membroadcast ke IP broadcast yang dilakukan oleh Router B,
sehingga didapat IP 192.168.3.99. dan MAC Address pun juga di dapat, maka informasi
ini akan dibawa kembali ke router B dan router B akan mengirim pesan ICMP dan
ketika PC B yang didapat sebagi IP dest akan replay, maka akan langsung
melewati router A dan B tanpa harus melakukan sebuah broadcast, dikarenakan
router memiliki kemampuan yang menyerupai switch, yaitu menyimpan route
pengiriman yang dimana pada router ditambah adanya IP table dan MAC table.
No comments:
Post a Comment